Tuesday, February 06, 2007


Seperti bermimpi.....

Hari ini, tepat 1 bulan 30 hari usia pernikahan kita. Pernikahan yang kadang membuat saya ingin ”dicubit” untuk tersadar. Pernikahan yang sering engkau sebut sebagai ”pernikahan kecelakaan”. Sebab sangatlah wajar, selama ini tidak pernah ada lelaki yang bertamu dirumahmu seperti biasa yang dilakukan sang pangeran 2 jam setelah mentari tenggelam diufuk barat, sms centil atau telepon dari lelaki yang itu-itu juga. Tidak ada dan tak pernah katamu!. Bahkan hanya dalam waktu 3 bulan engkau berani menerima pinanganku, lelaki yang tak pernah engkau kenal sebelumnya, lelaki yang tak pernah terlintas dibenakmu akan wajah, postur tubuh serta kebiasaannya. Namun yang anehnya, engkau menerimaku seperti engkau telah mengenal diriku beberapa tahun sebelumnya.

Setiap hari aku melihat usaha yang sungguh keras darimu. Mulai dari mencoba membiasakan memanggil diriku dengan sebutan abi tepat pada hari pertama ketika telapak tanggan ini membacakan doa pada dahimu, dikamar itu. Mulai dari usaha dirimu mencoba memahami diriku, sifatku, kebiasaanku, kerutan dahiku, dan segala gerak-gerikku. Dan begitulah setiap hari terjadi...., usaha dan usaha yang engkau lakukan untuk memahamiku. Kue Bolupeca yang manis rasanya berbanding terbalik dengan Gorengan kesukaanmu engkau hidangkan sebagai menu buka puasa. Meskipun malamnya kemudian aku menyesal, mengapa menyentuh kue itupun aku tidak melakukannya. Engkau belikan aku baju biru warna kesukaanku, dan ternyata aku hanya memakainya sekali saja. Bahkan pernah aku menolak memakai baju untuk ke 2 kali setelah engkau ”gosok” dengan teliti.

Entahlah, sudah beberapa kali aku tangisi dirimu. bukan karena aku salah memilih atau engkau menghianati aku, tapi aku menangis karena keikhlasanmu menerima diriku apa adanya. Sering dirimu Qiyamullail dan sahur seorang diri karena panggilan kerja diriku yang tak mengenal waktu & hari. Menunggu jemputan yang sudah pasti terlambat, berpindah-pindah rumah, berganti-ganti motor pinjaman, dan semuanya engkau lakukan tampa keluhan, tampa gerutu!!. Bahkan yang ada sebuah senyuman manis dan Alquran yang sering engkau gengam ketika membuka pintu buatku, jam berapapun itu!!.

Istriku, ketahuilah....

Aku begitu mencintaimu, aku mencintaimu karena Allah SWT. Bukan karena kecantikanmu, hartamu, tapi karena keimananmu. Meskipun aku tak tahu bagaimana caranya memperlihatkan kalo aku begitu mencintaimu....

Aku menuliskan ini sebagai prasasti keihlasan diriku menerimamu apa adanya. Sebuah kebahagiaan yang sulit dilukiskan dan diterima sebahagian orang hanya dalam jangka waktu 3 bulan. Mungkinkah aku sedang bermimpi?. Jika iya, maka biarkanlah aku bermimpi, sebab mimpi kali ini sangatlah indah. Jangan biarkan aku terjaga sedetikpun. Biarkan aku tertidur dan bermimpi untuk waktu yang lama. Atau biarkan aku bermimpi sampai akhir hayatku..............

Balikpapan 30 Oktober 2006’

Suamimu, Muhammad Arafah

(Mengenang 3 Sepetember 2006, seumur bibit jagung pernikahan kita)

itu adalah persembahan kakakku untuk istri tercintanya, bagiku walaupun kakak arafah bukan kakak kandungku tapi selama aku kenal dengan dia, sangat banyak membenatuku apalagi saat sesosok ibu telah meninggalkan aku....trimakasih kakakku...kau telah menjagaku, dan menjadikan saudara bagian dari dirimu...semoga kalian bahagia dalam naungan keluarga yang sakinah amin.......

No comments: