Monday, December 17, 2007

Hidupku pada Nada

8-5 terikat tanpa kata
tumbuh dnegan rasa merindu
2- terdengar sangat indah
mencari makna 9#9 dengan langkah keberadaannya
akan kah nada 2-2-1 menggelora
memberikan kedamaian dalam jiwa
dan 6#0-1 melengkapi nada harmonis
menyatu dalam gita cita cinta
walau tak selamanya tapi sesaat bermakna memilikinya....

***
semua masih seperti sama seperti dulu kala seorang kembali menghampiri hidupku dengan canda dan tawanya. seorang yang hanya kukenal dari seorang teman dan sampai sekarang masih menjadi tanda tanya bagiku bagaimana wajah dan seluk beluk tentang dia....
"iya padeng.....tersanjungku ada yang sayang ka walau itu hanya maya" itu smsnya kemarin pada ku saat aku tidak menginginkan terjadi hal yang buruk satupun tertimpa padanya.
dia tidak pernah berada pada posisiku yang hanya mengenal kampus, kamar dan sesuatu yang bisa membuatku berfikir secara logika dan mencari ketenangan. tapi dia melibihi itu, kadang aku sendiri cemburu melihat keaktifannya menguasai semua lokasi-lokasi yang ada dikota ini...dia lebih mengekspresikan dirinya dalam kebebasan yang dapat berguna buat dirinya,orang lain dan setidaknya buat mengekspresikan jiwa dan bakatnya.
kadang aku merasa mungkin aku bisa seperti dia yang ibaratkan merpati dapat terbang tinggi namun tetap dia mengingat untuk menghentikan kepakannya saat waktunya untuk pulang pada peraduannya...
entah mungkin sekarang dia adalah teman yang masih bisa memberikan aku inspirasi dalam suatu senyum. namun suatu hari nanti aku yakin diapun menghilang seperti yang lain...meninggalkan aku dengan kenangan yang hanya mampu aku ulang dalam memory yang sempit ini...
***
seperti kepakan sayap merpati
kau menerbangkan dirimu dengan tingginya
namun tetap kau kembali saat kau lelah
sementara aku ingin ada yang abadi untuk di kenang
saat itu pula waktu berkata
bahwa sesungguhnya kepergian mereka seperti kepergianmu
yang menyisakan satu kenangan
entah kapan akan kulupakan
dan entah kapan kenangan itu dapat terulang dengan keadaan yang lain

Wednesday, December 12, 2007

SANG FOTOGRAFER

Ada yang mengatakan pekerjaan itu tak berarti, ada pula menyimpulkan apa tujuan dari pekerjaan itu tapi seorang temanku mengatakan pekerjaan seperti itu baginya adalah sebuah profesi yang unik. Tak ada yang bisa melakukannya tanpa keahlian. Bagiku juga dan menurut pendapatku pekerjaan itu sanagt menarik. Mau tau apa itu….

**************FOTOGRAFER.***************

Senja yang melelahkan buat sesosok pemuda dengan usia yang mulai dewasa. Hari itu dia mendapatkan sebuah kekecewaan yang baginya sudah terbiasa “cintanya di tolak ma seorang cewe…lagi…”

Maman, nama lengkap maman sukirman. Seorang mahasiswa sejarah dari universitas di kota makassar.. profesinya fotografer, nyambung dimana yah dengan sejarah…..

Sore itu dia terlihat sangat lesu, mungkin karena dia terlalu banyak aktifitas diluar mencari mangsa objekan profesi atau emang dia lagi sibuk di kampus atau juga karma akibat ketolak….(hehehehe)

“man! bengong aja, entar kesambet jin lho..”

”eh noar, biasalah...cape”

”tumben baru nongol, kemana aja neh?selama seminggu ngga keliatan batang idungnya...apa lagi batang rokoknya ” canda maman

Noar membalasnya dengan senyum dan berlalu.

Noar temen serumah maman walaupun kuliah di universitas yang sama tapi noar dan maman tidak sefakultas. Mereka jarang bertemu karena maman meliput di jalanan sedangkan noar naik gunung atau masuk hutan sebagai aktifitas penelitiannya mahasiswa geologi. Ada lagi temen plus sahabat maman, yudi dan andini. Mereka berdua sefakultas dengan maman. Yudi aktifis rohis di fakultasnya sedangkan andini tergabung dalam kru warta kampus.

***

”assalamu alaikum”

”waalaikum salam, sapa yah?”

”dini...”

”ooo sorry ces..napa ki?”

”man, besok ada acara di fakultas, bisa datang ngga?

”wah besok aja liatnya yah din, masalahnya banyak juga kerjaan ku”

”ya udah, sms aku yah kalau bisa ikut. Assalamu alaikum”

”waalaikum salam”klik...suara komunikasi lewat telpon terputus

”dari siapa man?”tanyan noar

”Oo, dari dini, katanya besok ada acara di fakultas”

”eh..salamin dong dengan dini, dia manis banget”

”haaaaa.....”dengan mimik kaget dan heran maman melanjutkan perkataannya

”dini kau bilang manis ?!!!besok periksain tuh mata ke Rs wahidin degh” sambil menahan tawanya

”kualat loe man....”dengan nada ketus noar meninggalkan maman sendiri

***

Untuk selembar kertas putih yang kunodai dengan goresan penaku malam ini

”maafkan tanganku yang jahil ini telah menorehkanmu dengan tinta-tinta yang terbait dalam kata dan kalimat. Karena hanya kamu lah saat ini yang ada di hadapanku dan menemaniku dari segala kepenatan hidupku

Tau kah kamu, goresan ini hanya untuk membuang segala kekecewaan, kepedihan dan kelemahan seorang laki-laki yang tak dapat dilampisakan kepada siapapun. Aku juga hanya ingin agar kamu dapat mendengarkan deritaku dan tangisan jiwaku tanpa harus memberikanku sepatah katapun. Aku hanya ingin didengar...dan aku tidak ingin terluka lagi. Membisulah wahai kekosongan yang putih..

Jalan-jalan itu kutapaki untuk mencari penghidupan diri. Aku tidak ingin tergantung dengan siapapun. Aku masih mempunyai sepasang kaki yang utuh untuk melangkah, tanganku masih lengkap untuk menggenggam kameraku dan mataku masih sempurna untuk melihat segala keindahan yang aku cari. Namun kehidupanku tak pernah lengkap. Akupun tak tahu apa yang masih kurang dan kosong didalam jiwa dan hatiku..

Entah kehampaan apa yang dirasakan pemuda itu sehingga tangannya dapat menggoreskan semua kalimat dalam keremangan malam. Terkadang masa lalu menghampirinya tentang sosok gadis yang sanagt dicintainya. Wajah yang manis, bersahaja dalam balutan kemanjaan. Senyum yang selalu menghias bibirnya yang membuat kerinduan maman semakin membuncah. Saat-saat membelai rambut panjang nya yang terurai membuat maman semakin tak dapat melupakan gadis yang telah meninggalkannya itu setahun yang lalu. Semuanya masih tersimpan dalam memori maman saat-saat pertama mengenalnya, mendekatinya bahkan saat detik-detik waktu untuk mengungkapkan segala isi hatinya pada gadis itu. Namun tiba-tiba segalanya memudar ketika kata berpisah itu terngiang. ”aku menjalani hubungan kita selama ini berharap agar kamu bisa beralih profesi sebagai fotografer. Kamu nyadar ga sih, kamu ngga punya waktu untuk kuliah apalagi waktu untuk berduaan denganku. Kita pisahnya aja!!!jadikan kameramu itu menjadi kekasihmu!!!”

Kata-kata itu begitu pedih untuk ditelan mentah-menta oleh maman. Orang yang seharusnya diharapkan untuk mendukung profesinya itu malah memilih meninggalkannya.

(maman....maman....kasian banget sih nasib mu..hehehe.)

***

Selama beberapa pekan maman tidak pernah kekampus. Dia juga tidak pernah bertemu lagi dengan kedua sahabatnya, yudi dan andini. Waktu maman kebanyakan dijalan, menyelusuri sudut-sudut kota untuk mendapatkan objek buat pameran foto.

”tumben dirumah man?”tegur noar dengan sebuah pertanyaan

”rindu ja sama dikau noar, jadi ngga pingin meliput hari ini”

Seperti biasa dengan sikap acuhnya noar hanya mencibir dan senyum kearah maman kemudian berlalu.

Tiba-tiba maman teringat pada kenalan barunya yang di temui saat menyerahkan formulir untuk mengikuti pameran foto. Namanya ayu, seorang gadis berambut panjang yang mengingatkan pada kekasihnya yang dulu...tapi sayang...pintu itu telah terkunci rapat

***

”man...”

”eh yud, apa kabar”

”alhamdulillah baik, kau sendiri gimana, kok baru kelihatan?”

”alhamdulillah baik juga, biasalah profesi ku mengharuskan banyak dijalan, itung-itung biaya hidup ma kuliah bisa tanggang sendirilah...”paparnya

”yud, kabarnya andini gimana?tidak pernah ma liatki”

”banyak perubahan man, cobalah jalani hidupmu sehari saja di kampus..”jawab yudi

Dengan meninggalkan sebuah pertanyaan den kebingungan diwajah maman, yudi pamit dan meminta maman untuk menghubunginya nanti malam

Kali ini maman berada di kampus, selain untuk bertemu dengan teman dan sahabat-sahabatnya juga berharap mendapatkan objekan yang menarik. Tiba-tiba ia tersentak,

”masyaAllah.......” lirihnya dalam hati dengan decakan kagum saat kameranya menyorot sebuah objek dari jauh. Seorang gadis cantik, mungil dan menawan. Kepalanya terbalut jilbab dan dipadu dengan pakaian yang menutupi seluruh auratnya. Sosok itu dikenalnya selama bertahun-tahun dengan gaya tomboy,lincah dan tegas. Hampir seluruh teman angkatannya menganggap gadis itu seorang cowo karena penampilannya seperti demikian.

“permata yang selama ini selalu aku acuhkan ternyata sebuah Ruby yang Sangat menawan,andini…kau tiba-tiba …”maman tak dapat melanjutkan bisikan kalimatnya untuk dirinya sendiri

Tak terasa waktu membuai maman dengan setitik kesempurnaan Tuhan yang ada di depan matanya. Saat malampun menjamah dan kesunyian kembali merabah dalam keremangan, bayangan andini terus memenuhi benak maman hingga melelapkannya dalam tidur.

Sang Fotografer telah merasa mendapatkan pengisi kekosongan jiwanya walaupun dia tak tahu kapan akan meraihnya ataukah mungkin seperti yang lain…memberikan penolakan.

Kalau telapak bisa terbuka, mengapa mesti melipat jari”

The End

specialy for maman...thank's for u inspiration..

inilah yang bisa aku berikan dan kemampuanku dalam memenuhi permintaan mu... i hope u like

maaf atas semua kekurangan dari karyaku.....